Kamis, 17 Mei 2012

Misteri Gunung Salak

Tragedi jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 beberapa waktu lalu di sekitar Gunung Salak memang sangat mengejutkan dan mengagetkan semua pihak termasuk saya sendiri. Bagaimana mungkin sebuah pesawat dengan desain yang cukup canggih masih bisa hancur ketika melewati sebuah Gunung Salak, padahal Gunung Salak bukanlah Gunung Tertinggi di Indonesia.

Mungkin itu sudah takdir alam, ya memang, kalau sudah berbicara soal takdir pasti sudah selesai persoalannya karena semua yang ada di dunia ini sudah di takdirkan.
Tetapi jika melihat dari sisi yang lain, ternyata Gunung Salak memang menyimpan banyak misteri seperti yang di bicarakan banyak orang. Meskipun menyimpan banyak misteri tetapi gunung yang mempunyai ketinggian 2.221 meter itu juga mempunyai panorama yang indah sehingga menjadi salah satu tempat favorit bagi pendaki gunung.

Gunung Salak teerletak di wilayah Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Di dalamnya terdapat Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. Nama gunung Salak, ternyata bukanlah berasal dari nama buah, namun sesungguhnya Salak, berasal dari kata sansekerta 'Salaka' yang berarti perak.

Gunung Salak merupakan gunung api strato tipe A. Tercatat terjadi beberapa kali letusan sejak tahun 1600-an diantaranya rangkaian letusan antara 1668-1699, 1780, 1902-1903, dan 1935. Sementara itu letusan Gunung Salak terakhir berlangsung pada tahun 1938, berupa erupsi freatik yang terjadi di Kawah Cikuluwung Putri.

Gunung setinggi 2221 m di atas permukaan laut (dpl) tersebut memiliki beberapa puncak. Puncak tertinggi disebut Salak I setinggi 2211 m dpl disusul kemudian puncak Salak II setinggi 2180 m dpl dan puncak Sumbul setinggi 1926 m dpl.

Menurut masyarakat Sunda Wiwitan yang banyak menempati daerah seputar gunung tersebut, Gunung Salak merupakan tempat yang dianggap suci lantaran dipercaya sebagai tempat terakhir dari Prabu Siliwangi, pendiri kerajaan Padjajaran. Karena dianggap keramat, tidak mengherankan jika sejumlah pendaki gunung kerap menemui para 'penziarah' yang datang untuk berdoa memohon berkah kepada para leluhur.

Ada yang menyebutkan pula, Gunung Salak merupakan lokasi tempat pernikahan antara manusia dan jin. Karena tidak mengherankan, jika menyusuri jalan menuju puncak, terdapat beberapa situs pemujaan hingga makam keramat yang dipercaya merupakan makam Embah Gunung Salak.

Selain itu, ada pula cerita yang menyebutkan, lantaran 'keangkeran' Gunung Salak, sehingga membuat lokasi itu dijadikan tempat penyimpanan harta Belanda berupa emas, saat menjajah Indonesia.

Usman, warga sekitar gunung, mengungkap beragam kisah mistis kerap terjadi di Gunung Salak. Mitos-mitos seputar Gunung Salak secara turun temurun diceritakan pada keturunan warga sekitarnya. "Terutama di kawasan kawah Ratu yang agak rawan. Racun yang muncul dari kawah sangat berbahaya jika terhirup dan dikenal sebagai kawasan yang 'haram untuk dilintasi," ujarnya. Karena sangat berbahaya, maka tidak ada pesawat yang berani melintas secara tegak lurus melewati kawasan tersebut karena bisa berujung petaka.

Selain itu di beberapa bagian lereng seringkali terjadi longsoran yang dapat membahayakan para pendaki. Jurang-jurang di wilayah Gunung Salak terbilang terjal dan dalam dengan kedalaman berkisar 100 hingga 400 meter.

Menurut data, pada April 1987 silam, tujuh siswa STM Pembangunan, Jakarta Timur ditemukan tewas setelah terperosok ke jurang di Curug Orok yang memiliki kedalaman 400 meter di punggung gunung. Data dari Wikipedia menyebutkan bahwa Gunung Salak lebih populer sebagai ajang tempat pendidikan bagi klub-klub pecinta alam, terutama sekali daerah punggungan Salak II. Ini dikarenakan medan hutannya yang rapat dan juga jarang pendaki yang mengunjungi gunung ini.

Gunung ini memiliki jalur yang cukup sulit bagi para pendaki pemula. Hal ini dikarenakan di jalur yang dilewati jarang ditemukan cadangan air. Meski tergolong sebagai gunung yang rendah, tetapi Gunung Salak memiliki keunikan tersendiri baik karakteristik hutannya maupun medannya.

Untuk tipe gunung serendah itu, Gunung Salak termasuk memiliki medan yang tergolong sulit ditembus. itu sebabnya gunung ini sangat cocok dijadikan lokasi latihan oleh berbagai kalangan pencinta alam dan militer. Di wilayah gunung Salak, untuk mencari sumber mata air saja, pendaki tidak boleh sembarangan mengambilnya dari anak-anak sungai disana karena hampir semua air di sungai tersebut masih mengandung sulfur yang berbahaya untuk tubuh.

Di kawahnya yang juga disebut “kawah ratu” masih terdapat sumber sulfur dan belerang baik berupa gas, uap ataupun kubangan yang panas dan mendidih. Pernah juga siswa-siswa SMP di Jawa Barat dan jjuga masih ada sederet peristiwa di wilayah “kawah ratu” ini yang meninggal dunia. Ini diakibatkan kawah tersebut dapat dengan tiba-tiba mengeluarkan asap belerang yang dapat meracuni paru-paru.

Karena kondisi inilah, maka Kawah Ratu dianggap angker dan berbahaya oleh para pencinta alam. Padahal itu semua adalah fakta alamiah yang dapat dijelaskan oleh ilmu atau science. Namun justru di daerah kawah inilah yang merupakan salah satu area yang paling terkenal dan selalu dikunjungi baik oleh para pendaki dan traveller yang sedang adventure  ke Gunung Salak.

Jauh sebelum ramai dibicarakan tentang wilayah Gunung Salak yang berbahaya untuk dilintasi, kecelakaan pesawat juga sudah terjadi. Pada 10 Oktober 2002, pesawat Trike bermesin PKS 098 juga jatuh di Lido, Bogor dengan satu orang korban tewas. Disusul kemudian pada 29 Oktober 2003, helikopter Sikorsky S-58T Twinpac TNI AU jatuh di Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, yang masih berada di wilayah Gunung Salak.

Berikutnya, tercatat lima kecelakaan pesawat di kawasan Gunung Salak sudah terjadi. Terakhir, pekan lalu pesawat buatan Rusia, Sukhoi SJ 100 jatuh di lereng Gunung Salak. Badan pesawat pecah berkeping-keping. Pesawat tersebut dioperasikan oleh pilot senior Aleksander Yablontsev, co-pilot Aleksander Kochetkov. Tragedi itu memakan korban 45 penumpang, 8 di antaranya merupakan kru asal Russia, 2 orang Italia, satu orang warga negara Perancis dan satu orang warga negara Amerika.

Lokasi ditemukannya puing-puing pesawat asal Rusia tersebut, tidak jauh dari lokasi ditemukannya bangkai pesawat pesawat Cassa 212 milik TNI AU yang jatuh pada Muni 2008 yang menewaskan 18 orang penumpang serta awaknya.

Artikel Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih untuk memberikan komentar pada artikel yang saya post disini walaupun anda cuma "blogwalking"
Terima kasih

Kembali ke atas